The Story Strawberry :)
hidup itu sensansi seperti memakan buah strawberry, tersimpan yang manis diantara yang asam
Rabu, 28 Desember 2016
Selasa, 29 Maret 2016
Hadits Riwayat Teladan Rasul
"Barangsiapa mau bertemu Allah dalam keadaan muslim, hendaklah ia menjaga shalat lima waktu."
(HR Ibnu Majah)
"Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma." (HR.Bukhari)
"Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu." (QS. Al-Qashash (28): 77)
"Orang mu'min itu bukanlah orang yg suka menghina, suka mengutuk, suka
melakukan perbuatan keji & berkata kotor" (HR Tirmidzi)
"Paling dekat seorang hamba kepada Allah ialah ketika ia bersujud, maka perbanyaklah doa ketika bersujud." (Muslim)
"Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat sebagai penolong orang yang rajin membacanya." (Muslim)
Sesungguhnya Allah ridho pada seorang hamba yg menikmati makanan atau meneguk minuman lalu memuji Allah sesudahnya. (HR.Muslim)
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dgn seorang mujahid di jalan Allah. (HR. Ahmad)
Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia
bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)
Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)
Jumat, 15 Januari 2016
Yang Maha Pemilik Hati
Ya Allah ya Tuhanku, yang Maha pemilik hati umat manusia.
yang memiliki cinta, yang Maha pengasih dan penyayang.
Aku tahu seharusnya aku tidak perlu memiliki
persaaan seperti ini lagi dengan orang yang sama.
Seharusnya aku sudah bisa melupakan nya,
tapi setelah beberapa tahun berlalu rasa itu masih ada dan masih tetap untuknya.
Ya Allah, jika memang rasa ini datang nya karena Mu,
aku ikhlas menunggunya kembali dalam ikatan yang halal.
Tapi, jika rasa ini hanya menjauhkan rasa cintaku padaMu
aku mohon ya Allah, hilang kan perasaan aneh ini dalam hatiku.
Aku takut ya Allah, takut jika Engkau jauh, aku tak ingin jauh dari Mu. aku tak ingin memiliki perasaan yang mampu menjauhkan aku dari kasih sayang Mu
Ya Allah, Kau yang maha tau apa yang aku rasakan.
ku serahkan seluruh hati dan rasa sakit yang kumiliki ini kepadaMu.
Karena aku tau kau akan meletakkan hatiku pada seseorang yang tepat dan di waktu yang tepat dengan ijin Mu.
yang memiliki cinta, yang Maha pengasih dan penyayang.
Aku tahu seharusnya aku tidak perlu memiliki
persaaan seperti ini lagi dengan orang yang sama.
Seharusnya aku sudah bisa melupakan nya,
tapi setelah beberapa tahun berlalu rasa itu masih ada dan masih tetap untuknya.
Ya Allah, jika memang rasa ini datang nya karena Mu,
aku ikhlas menunggunya kembali dalam ikatan yang halal.
Tapi, jika rasa ini hanya menjauhkan rasa cintaku padaMu
aku mohon ya Allah, hilang kan perasaan aneh ini dalam hatiku.
Aku takut ya Allah, takut jika Engkau jauh, aku tak ingin jauh dari Mu. aku tak ingin memiliki perasaan yang mampu menjauhkan aku dari kasih sayang Mu
Ya Allah, Kau yang maha tau apa yang aku rasakan.
ku serahkan seluruh hati dan rasa sakit yang kumiliki ini kepadaMu.
Karena aku tau kau akan meletakkan hatiku pada seseorang yang tepat dan di waktu yang tepat dengan ijin Mu.
Senin, 18 Mei 2015
Bantu Aku Untuk Melupakanmu
Sudah beberapa malam ini aku sering
sekali memimpikan kamu.
Ya , kamu sayang; Siapa lagi kalau bukan kamu yang selalu
hadir dalam mimpiku.
Padahal malam itu aku tak melakukan ritual yang biasa aku
lakukan dulu jika aku ingin bertemu denganmu dalam mimpi. Iyaa, ritual menepuk
bantal tiga kali lalu menyebut namamu dengan harapan agar kamu bisa hadir dalam mimpiku. Terdengar sangat lucu
memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi.
Tapi, setelah kita putus. Aku tak melakukan
hal itu lagi, karena kurasa itu adalah hal bodoh yang seharusnya tak aku
lakukan sejak dulu. Tapi entah mengapa aku malah melakukan itu, mungkin karena aku
terlalu sayang sama kamu jadi hal bodoh apapun pasti akan kulakukan jika itu
berhubungan degan kamu, dengan
kita.
Akhir-akhir ini. Setiap malam aku selalu memimpikan kamu. Aku tak tahu apa
maksud dari semua mimpi ini, ini seperti nyata. Bahkan aku tak ingin ini
disebut mimpi. Apakah kamu merindukan aku? sebuah pertanyaan yang mungkin tak
akan pernah mendapatkan jawaban. Karena aku pernah mendengar, orang-orang selalu
bilang jika kita memimpikan seseorang berarti orang itu sedang merindukan kita.
Aku tak tahu apa aku harus percaya atau tidak.
Aku juga tak tahu apa aku harus
senang atau sedih.
Karena yang aku tahu kamu tak memiliki perasaan yang sama
denganku.
Aku tahu bahwa kamu juga tak merindukan aku, jangankan rindu padaku,
mendengar namaku saja mungkin kamu sudah tak ingat lagi.
Aku tak ingin semua
mimpi-mimpi ini menjadi benih-benih yang akan tumbuh menjadi harapan.
Iya, harapan palsu yang justru akan membuatku semakin sulit untuk
melepasmu.
Sayang, tolong bantu aku untuk melupakan kamu, meskipun aku akui
bahwa aku tak cukup pandai untuk melupakan seseorang, terlebih lagi
melupakan orang yang aku cintai.
Setidaknya bantu aku agar aku tak mengingat
namamu bahkan kamu tak perlu lagi hadir di dalam mimpiku. Bukannya aku tak mau
kamu hadir dalam mimpiku, tapi biarkan lah aku sedikit leluasa dengan mencoba
bebaskan hati ini agar tak selalu mengurung lagi karena masih ada kamu
dihatiku. Biarkan aku pergi dari hidupmu, karena aku tahu bahwa cinta tak bisa
dipaksa.
Dan aku juga tak ingin memaksamu untuk kembali padaku. Karena yang aku
tahu juga bahwa cinta tak harus memiliki. Sayang, beri aku kesempatan untuk
melepaskan mu, merelakan kamu pergi dari hidup dan hatiku. Biarkan aku
melanjutkan hari-hari yang seharusnya aku tak perlu mengikutimu, dulu.
Dan ijinkan aku untuk memulai hari yang baru, dan mulai melupakanmu.
Terimakasih sayang untuk semuanya. Satu pesan ku untukmu; jaga dirimu
baik-baik.
Minggu, 17 Mei 2015
The Story Strawberry #1
Kesedihanku
Malam
kian larut, Widya masih saja sibuk memikirkan tentang hatinya. Hatinya terlalu
sakit untuk menerima kenyataan pahit ini. Ia baru saja disakiti oleh
laki-laki yang ia sayangi selama 3 tahun lebih.
Ia
diduakan, laki-laki itu berselingkuh. Ia pun tak menyangka jika hubungan yang
selama ini baik-baik saja menjadi seperti ini. Hatinya hancur berkeping-keping.
Ia belum bisa menerima ini semua, tapi karena dukungan dan kasih sayang
keluarga dan sahabatnya ia berusaha untuk tetap kuat.
Widya adalah gadis remaja yang manis, baik dan pintar. Ia berkulit kuning
langsat, rambutnya hitam yang tidak teralu panjang dengan tinggi badan tidak
lebih dari 165cm. Ia gadis yang ceria dan murah senyum. Tapi sejak kejadian itu
ia selalu murung dan selalu ingin sendirian.
Suara gemercik hujan yang turun dari tadi malam, membuat Widya terbangun dari tidurnya.
"hooaaammm..."
Direntangkan
kedua tangannya dan berusaha untuk bangkit dari tempat tidur. Ia pun lalu
melangkahkan kakinya kedekat jendela untuk membukanya, tapi ia urungkan karena
diluar sana sedang hujan deras.
"brrrr dingin banget sih.. jadi males mau ngapain-ngapain deh" lirihnya
Dilirik
jam yang ada di ponselnya, terlihat jam menunjukan pukul 06.30 pagi, rasa malas
masih saja menggelayut di tubuhnya, enggan rasanya untuk memulai aktifitasnya
pagi ini.
Ia
pun memaksakan tubuhnya untuk bangun dan mulai bergegas mandi dan bersiap-siap
sekolah.
Beberapa
menit berlalu, akhirnya ia sudah siap untuk berangkat. Tapi rasanya ada yang
berbeda dipagi ini, Hatinya. Iya hatinya masih terasa sakit. Ia merasa sesak
dan sulit untuk benafas, tak terasa air matanya menetes dipipinya.
Ia
teringat kembali kenangan masa lalunya bersama kekasihnya itu. Ia tak kuat
menahan kesediahannya. Rasanya ini terlalu mendadak, dan ia tak sanggup untuk
mengobati lukanya itu seorang diri.
Dihapuslah
air matanya, Ia tak boleh seperti ini, Ia harus kuat, banyak orang yang sayang
dan mendukungnya. Ia pun menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan
untuk sedikit membuat hatinya tenang walau hanya beberapa saat.
Ia pun segera keluar dari kamarnya dan bergegas untuk berangkat sekolah.
Diluar
dingin sekali, jalanan basah karena hujan habis mengguyurnya semalaman tadi. Ia
tak bisa jika berjalan dengan kondisi udara yang dingin seperti ini. Ia pun
kembali kekamarnya berniat untuk mengambil Sweater untuk menghangatkan tubuhnya
dari dinginnya pagi ini.
Ia pun berjalan kedepan menuju tempat angkutan umum yang tempatnya berada tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
"tiinn.. tiinn.."
Suara klakson motor yang mengagetkannya dari belakang, lalu motornya pun berhenti disampingnya. Ia pun menghentikan langkah kakinya untuk melihat siapa yang membunyikan klakson itu. laki-laki itu pun membuka helmnya dan ternyata teman satu sekolahnya yang berniat untuk mengajaknya.
"kok
jalan kaki wid?" tanya
laki-laki itu
"iya,
soalnya motor gue dibawa sama adik gue, ada apa?"
"bareng
gue aja yuk" ajak laki-laki itu
"gak
usah Ren, ngga apa-apa kok gue jalan kaki aja" tolaknya
halus
"hayo
lah sekali ini aja yaa?"
"ya
udah deh, makasih ya sebelumnya"
"oke
tenang aja Wid hehehe"
Renno Aditya adalah teman Widya sejak Sekolah Mengenah Pertama, wajahnya yang tampan sering sekali dilirik gadis-gadis disekolah. Kulitnya berwarna sawo matang, hidungnya mancung, alisnya yang tebal, bibirnya tipis berwarna merah ranum dengan senyumannya yang khas, dan memiliki tubuh tegap dengan tinggi badan 170cm yang menambah kegagahannya.
Akhirnya merekapun berangkat bersama. Diperjalanan tak ada satupun percakapan yang keluar dari bibir mereka berdua. Mereka hanya menikmati perjalanan itu. Tak lama mereka pun sudah sampai di gerbang sekolah.
"thanks
ya Ren"
"oke
sama-sama Wid, oiya ntar pulangnya bareng gue lagi yaa, gue ngga tega kalau
ngeliat cewe jalan kaki, apalagi sendirian, gimana? mau yaa?" ajak Renno dengan senyumnya yang
khas.
"tapi
gue ngga enak Ren, takut ngerepotin" tolaknya halus
"ya
ampun Wid kaya sama siapa aja, ya udah ga usah banyak alesan, nanti pas pulang
sekolah gue tunggu di depan yaa"
"oke
deh" Widya pun
menerima tawaran Renno.
Renno lalu meninggalkan Widya dan segera melaju ke tempat parkiran untuk menaruh motornya. Mereka berdua segera masuk kekelas masing-masing, kelas Widya berada di lantai 2. Ia pun harus menaiki anak tangga terlebih dahulu untuk menuju kelasnya.
Tak
lama berjalan, akhirnya ia sampai dikelasnya dan segera menghempasnya tubuhnya
dikursi. Ia merasa tak semangat hari ini, mungkin karena hatinya tengah terluka
dalam. Entahlah tapi untuk saat ini sedang ia tidak enak untuk melakukan
aktifitasnya.
"heyy
Wiiid" suara sahabatnya Chacha Mengagetkannya.
"aduh
chacha kenapa ngagetin sih" keluhnya
"elo
kenapa Wid, kok sedih gitu sih mukanya?"
"hmm
gak apa-apa kok Cha, gue cuma lagi patah hati aja" lirihnya dengan wajahnya yang penuh
dengan kesedihan
"patah
hati, kok bisa Wid?"
tanyanya penasaran dengan raut wajah khawatir
"panjang
Cha ceritanya, nanti pulang sekolah gue ceritain deh ke elo, ya"
"yaudah
nanti gue kerumah elo jam 4 sore ini, soalnya pulang sekolah Nyokap mau pergi
dan gue ngga boleh kemana-mana, ga apa-apa kan Wid?"
"iya
ga apa-apa kok Cha"
Tak lama mereka berdua ngobrol, Ibu. Maya datang. Pelajaran pun dimulai.
begitu
banyak materi yang di ajarkan Ibu Maya tapi satupun tak ada yang nyangkut di
otak Widya, ia hanya melamun sejak jam pertama dimulai.
"Teettt..teett..teett"
Suara
bel pun berbunyi menandakan waktu pelajaran Ibu maya sudah selesai, dan sudah
waktunya istirahat. Widya dan Chacha melaju kekantin untuk membeli makanan dan
minuman. Merekapun berdua memesan bakso dan Es teh manis. Lalu mereka mencari
tempat duduk yang kosong, dan akhirnya mereka melihat tempat duduk kosong yang
berada di belakang sana, lalu menghampiri tempat itu.
"akhirnya
dapet tempat duduk juga ya Wid" Chacha
menjatuhkan tubuhnya dikursi
"iya,
ini kantin udah kaya pasar aja ya rame banget" jawab Widya dengan candaan
"emang
iya Wid haha" mereka
tertawa lepas.
Setelah bersusah payah untuk mencari tempat duduk, akhirnya merekapun segera menikmati hidangan bakso dan minumannnya.
Setelah
beberapa menit mereka makan dan minum, bel pun berbunyi menandakan jam
pelajaran akan segera di mulai. Mereka pun kembali kekelas dan mulai belajar
dan mendengarkan materi dari guru.
Selang beberapa jam mereka pulang sekolah. Widya, Chacha dan anak-anak yang lainnya segera meninggalkan ruangan kelas itu dengan hati senang. Mereka seperti burung-burung yang dilepaskan dari sangkarnya.
"sampai bertemu nanti sore ya Wid, bye" teriak Chacha dan mulai berlalu pergi
"iya" Widya melambaikan tangan kepada
Chacha
"oiya, Renno. hampir aja lupa duh gimana nih."
Widya
segera berlari menuju gerbang sekolah untuk melihat apakah Renno masih
menunggunya disana. Akhirnya ia sampai di depan gerbang dan melihat Renno masih
menunggu kehadirannya. lalu ia menghampiri Renno.
"maaf Ren tadi gue hampir lupa" dengan suara terengah-engah karena ia habis berlari.
"elo
kenapa Wid, kok keringetan gitu?" tanyanya heran
"gue
tadi lari-larian karena gue takut elo nungguin gue kelamaan." jelasnya
"ya
ampun Wid, maaf yaa gue jadi ga enak" jawab Renno dengan wajah memelas
"ya
udah ga apa-apa, yuk pulang" ajak
Widya
Widya dan Renno pun akhirnya pulang. Diperjalanan mereka meneruskan percakapan yang belum sempat selesai tadi.
"sorry ya Wid, gue jadi bikin elo kecapean gini" Reno memulai percakapan dengan nada bersalah
"ngga
lah ren, gue cuma ngga enak aja, kan gue udah janji"
"makasih
ya udah mau pulang bareng gue lagi hehehe"
"iya
sama-sama Renno"
Tak lama mereka asyik mengobrol, akhirnya mereka berdua sudah sampai di halaman depan rumah Widya.
"makasih ya Wid udah mau bareng lagi" ucap Renno
"oh,
iya sama-sama, gue juga makasih banget ya" jawabnya
"ya
udah sana masuk, gue pulang yaa"
"oke,
ati-ati dijalan Ren"
"sipp"
Renno pun menyalakan motornya dan mulai melaju perlahan.
Widya
hanya memandang punggung Renno yang semakin lama semakin tak terlihat lagi.
"Bruukkk.."
Widya
meletakan tas dan beberapa buku yang di pegangnya di atas meja dan mulai
merebahkan tubuhnya di ranjang.
"capek
banget hari ini" keluhnya
Tiba-tiba
handphone Widya bergetar dan ternyata ada pesan singkat dari mantannya itu.
...............................................................................................
From : Aldiano
To
: Widya
lagi apa?
kamu
udah lupa ya sama aku Wid?
hmm
yaudah kamu jangan lupa makan ya :)
..............................................................................................
Widya
hanya membaca pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya. Widya merasa lelah,
akhirnya ia pun terlelap tidur. Beberapa jam berlalu Ia mulai terbangun dan
langsung melihat handphonenya dan banyak sekali pesan masuk dan panggilan tak
terjawab dari Aldiano mantannya.
"ini
orang kenapa sih ganggu-ganggu terus, kalau emang dia masih sayang kenapa dia
jahat sama gue, gue benci banget sama dia" Keluhnya dalam hati
dan Ia lalu membuka pesan, dan setelah dibuka ternyata ada pesan dari Chacha
.................................................................................................
From : Chacha
To
: Widya
Wid, maaf ya kayanya gue ga bisa dateng deh hari ini, soalnya gue mau pergi..
elo
jangan marah ya Wid, please :(
besok
malem gue kerumah elo deh, gue janji oke Wid :*
maaf
ya sekali lagi Wid :) jangan sedih lagi yaa :*
.................................................................................................
...............................................................................................
From : Widya
To
: Chacha
Iya Cha gpp kok, maaf ya baru bales smsnya soalnya tadi gue ketiduran,, oke gue tunggu besok malem ya Cha :) see you :*
..................................................................................................
Keesoakan
harinya ia pun beraktifitas seperti biasanya, mencoba untuk selalu menyibukkan
diri sendiri dengan segala aktifitasnya baik diluar rumah maupun ketika sedang
didalam rumah, Ia tak ingin bersedih dan selalu teringat dengan mantannya itu.
Ia
mencoba bangkit dari keterpurukan itu karena Ia beruntung bahwa Ia memiliki Orangtua,
keluarga dan sahabatnya yang akan selalu mendukung dan mendoakannya.
Bersambung...
Tunggu Cerpen selanjutnya yaa :)
thankyou yang udah baca:*
Jumat, 15 Mei 2015
Seratus Delapan Puluh hari Tanpamu
Pagi
ini aku dibangunkan oleh suara gemercik hujan yang sejak semalam tadi mengguyur
tempat tinggalku di kota Jakarta. Aku terbangun dan langsung meraih ponselku
untuk melihat sudah pukul berapakah saat ini. Tapi sejujurnya, aku menunggu ada
pesan singkatmu yang selalu memberiku ucapan manis yang membuatku semangat.
Dulu. Iya, itu adalah hal yang selalu kau berikan padaku hampir setiap pagiku,
setiap hari.
Pagi
ini adalah hari yang ke seratus delapan puluh, dimana aku yang meminta untuk
mengakhiri hubungan kita. Tapi, entah mengapa hari ini aku merasa rindu dengan
semua hal yang aku lalui dipagi hari sebelum melakukan aktifitasku. Entah
perasaan apa yang aku rasakan, tapi aku rasa, bahwa aku semakin kehilanganmu.
Gadis
baik dan periang itu telah membuatku jatuh hati padamu. Tapi kini malah aku
yang menyakitimu. Sayang aku tahu aku salah, bahkan sangat salah. Aku tak
pernah bermaksud untuk menyakiti dan melukai hatimu, karena yang aku tahu
adalah; kamu mencintaiku dan aku mencintaimu.
Hari
ini aku memulai aktifitasku seperti biasanya, sarapan dengan meminum teh manis
dan gorengan hangat serta ditemani dengan suara gemercik hujan yang seakan tak
ingin berhenti. Aku merasa bahwa alam merasakan hal yang sama dengan apa yang
aku rasakan saat ini; ah mungkin aku hanya terbawa emosi saja. Tapi ternyata
saat ini memang hatiku sedang sedih. Lebih tepatnya aku merasa sangat
kehilanganmu.
Kamu
adalah gadis manja yang punya kebiasaan aneh yang selalu ingin membelai rambutku dan selau
memainkan alis mataku, entah apa yang ada dalam pikiranmu itu, tapi justru aku
suka akan hal aneh itu. Aku rindu hal itu akan terulang kembali. Lebih tepatnya aku rindu
kamu.
Hari
ini seharusnya aku sudah melupakan kamu, melupakan tentang kita. Tapi ternyata
itu tak semudah yang kubayangkan, putus denganmu adalah hal yang tak pernah ku
rencanakan, bahkan aku juga tak tahu mengapa aku melakukan hal bodoh itu padamu. Ku kira
dengan semua kesibukanku saat ini, bisa memudahkan aku untuk melupakanmu. Tapi nyatanya
aku tak bisa. Aku tak cukup pintar dalam hal melupakan seseorang yang aku
sayang.
Sayang,
maafkan aku yang sudah melukai dan menggores luka dihatimu, dengan mudahnya aku
membiarkan kamu masuk dalam kehidupanku, dan kini aku pula lah yang mengusirmu
dari hidupku. Satu hal yang harus kamu ketahui bahwa sampai detik ini
perasaanku tak pernah berubah untukmu. Hanya saja aku malu pada diriku sendiri.
Aku malu padamu dan juga keluargamu. Aku malu dengan semua sifat keegoisan ku
yang sudah membuat semuanya jadi berantakan.
Sayang,
aku ingin kamu berjanji dan buktikan padaku bahwa kelak, kamu akan menemukan
cinta yang pasti. Aku ingin kau menemukan kebahagian yang jauh lebih bahagia
dari yang aku berikan padamu. Tak seperti aku yang jauh dari harapanmu.
Dari seseorang yang tak pernah
berniat untuk menyakitimu~
Langganan:
Postingan (Atom)