Blogger Widgets

Jumat, 15 Mei 2015

Seratus Delapan Puluh hari Tanpamu


Pagi ini aku dibangunkan oleh suara gemercik hujan yang sejak semalam tadi mengguyur tempat tinggalku di kota Jakarta. Aku terbangun dan langsung meraih ponselku untuk melihat sudah pukul berapakah saat ini. Tapi sejujurnya, aku menunggu ada pesan singkatmu yang selalu memberiku ucapan manis yang membuatku semangat. Dulu. Iya, itu adalah hal yang selalu kau berikan padaku hampir setiap pagiku, setiap hari.

Pagi ini adalah hari yang ke seratus delapan puluh, dimana aku yang meminta untuk mengakhiri hubungan kita. Tapi, entah mengapa hari ini aku merasa rindu dengan semua hal yang aku lalui dipagi hari sebelum melakukan aktifitasku. Entah perasaan apa yang aku rasakan, tapi aku rasa, bahwa aku semakin kehilanganmu.

Gadis baik dan periang itu telah membuatku jatuh hati padamu. Tapi kini malah aku yang menyakitimu. Sayang aku tahu aku salah, bahkan sangat salah. Aku tak pernah bermaksud untuk menyakiti dan melukai hatimu, karena yang aku tahu adalah; kamu mencintaiku dan aku mencintaimu.

Hari ini aku memulai aktifitasku seperti biasanya, sarapan dengan meminum teh manis dan gorengan hangat serta ditemani dengan suara gemercik hujan yang seakan tak ingin berhenti. Aku merasa bahwa alam merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan saat ini; ah mungkin aku hanya terbawa emosi saja. Tapi ternyata saat ini memang hatiku sedang sedih. Lebih tepatnya aku merasa sangat kehilanganmu.

Kamu adalah gadis manja yang punya kebiasaan aneh yang selalu ingin membelai rambutku dan selau memainkan alis mataku, entah apa yang ada dalam pikiranmu  itu, tapi justru aku suka akan hal aneh itu. Aku rindu hal itu akan terulang kembali. Lebih tepatnya aku rindu kamu.

Hari ini seharusnya aku sudah melupakan kamu, melupakan tentang kita. Tapi ternyata itu tak semudah yang kubayangkan, putus denganmu adalah hal yang tak pernah ku rencanakan, bahkan aku juga tak tahu mengapa aku melakukan hal bodoh  itu padamu.  Ku kira dengan semua kesibukanku saat ini, bisa memudahkan aku untuk melupakanmu. Tapi nyatanya aku tak bisa. Aku tak cukup pintar dalam hal melupakan seseorang yang aku sayang.

Sayang, maafkan aku yang sudah melukai dan menggores luka dihatimu, dengan mudahnya aku membiarkan kamu masuk dalam kehidupanku, dan kini aku pula lah yang mengusirmu dari hidupku. Satu hal yang harus kamu ketahui bahwa sampai detik ini perasaanku tak pernah berubah untukmu. Hanya saja aku malu pada diriku sendiri. Aku malu padamu dan juga keluargamu. Aku malu dengan semua sifat keegoisan ku yang sudah membuat semuanya jadi berantakan.

Sayang, aku ingin kamu berjanji dan buktikan padaku bahwa kelak, kamu akan menemukan cinta yang pasti. Aku ingin kau menemukan kebahagian yang jauh lebih bahagia dari yang aku berikan padamu. Tak seperti aku yang jauh dari harapanmu.

Dari seseorang yang tak pernah 
berniat untuk menyakitimu~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar