Kesedihanku
Malam
kian larut, Widya masih saja sibuk memikirkan tentang hatinya. Hatinya terlalu
sakit untuk menerima kenyataan pahit ini. Ia baru saja disakiti oleh
laki-laki yang ia sayangi selama 3 tahun lebih.
Ia
diduakan, laki-laki itu berselingkuh. Ia pun tak menyangka jika hubungan yang
selama ini baik-baik saja menjadi seperti ini. Hatinya hancur berkeping-keping.
Ia belum bisa menerima ini semua, tapi karena dukungan dan kasih sayang
keluarga dan sahabatnya ia berusaha untuk tetap kuat.
Widya adalah gadis remaja yang manis, baik dan pintar. Ia berkulit kuning
langsat, rambutnya hitam yang tidak teralu panjang dengan tinggi badan tidak
lebih dari 165cm. Ia gadis yang ceria dan murah senyum. Tapi sejak kejadian itu
ia selalu murung dan selalu ingin sendirian.
Suara gemercik hujan yang turun dari tadi malam, membuat Widya terbangun dari
tidurnya.
"hooaaammm..."
Direntangkan
kedua tangannya dan berusaha untuk bangkit dari tempat tidur. Ia pun lalu
melangkahkan kakinya kedekat jendela untuk membukanya, tapi ia urungkan karena
diluar sana sedang hujan deras.
"brrrr dingin banget sih.. jadi males mau ngapain-ngapain deh"
lirihnya
Dilirik
jam yang ada di ponselnya, terlihat jam menunjukan pukul 06.30 pagi, rasa malas
masih saja menggelayut di tubuhnya, enggan rasanya untuk memulai aktifitasnya
pagi ini.
Ia
pun memaksakan tubuhnya untuk bangun dan mulai bergegas mandi dan bersiap-siap
sekolah.
Beberapa
menit berlalu, akhirnya ia sudah siap untuk berangkat. Tapi rasanya ada yang
berbeda dipagi ini, Hatinya. Iya hatinya masih terasa sakit. Ia merasa sesak
dan sulit untuk benafas, tak terasa air matanya menetes dipipinya.
Ia
teringat kembali kenangan masa lalunya bersama kekasihnya itu. Ia tak kuat
menahan kesediahannya. Rasanya ini terlalu mendadak, dan ia tak sanggup untuk
mengobati lukanya itu seorang diri.
Dihapuslah
air matanya, Ia tak boleh seperti ini, Ia harus kuat, banyak orang yang sayang
dan mendukungnya. Ia pun menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan
untuk sedikit membuat hatinya tenang walau hanya beberapa saat.
Ia pun segera keluar dari kamarnya dan bergegas untuk berangkat
sekolah.
Diluar
dingin sekali, jalanan basah karena hujan habis mengguyurnya semalaman tadi. Ia
tak bisa jika berjalan dengan kondisi udara yang dingin seperti ini. Ia pun
kembali kekamarnya berniat untuk mengambil Sweater untuk menghangatkan tubuhnya
dari dinginnya pagi ini.
Ia pun berjalan kedepan menuju tempat angkutan umum yang tempatnya berada tak
terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
"tiinn.. tiinn.."
Suara klakson motor
yang mengagetkannya dari belakang, lalu motornya pun berhenti disampingnya. Ia
pun menghentikan langkah kakinya untuk melihat siapa yang membunyikan klakson
itu. laki-laki itu pun membuka helmnya dan ternyata teman satu sekolahnya yang
berniat untuk mengajaknya.
"kok
jalan kaki wid?" tanya
laki-laki itu
"iya,
soalnya motor gue dibawa sama adik gue, ada apa?"
"bareng
gue aja yuk" ajak laki-laki itu
"gak
usah Ren, ngga apa-apa kok gue jalan kaki aja" tolaknya
halus
"hayo
lah sekali ini aja yaa?"
"ya
udah deh, makasih ya sebelumnya"
"oke
tenang aja Wid hehehe"
Renno Aditya adalah teman Widya sejak Sekolah Mengenah Pertama, wajahnya yang
tampan sering sekali dilirik gadis-gadis disekolah. Kulitnya berwarna sawo
matang, hidungnya mancung, alisnya yang tebal, bibirnya tipis berwarna merah
ranum dengan senyumannya yang khas, dan memiliki tubuh tegap dengan tinggi badan 170cm
yang menambah kegagahannya.
Akhirnya merekapun berangkat bersama. Diperjalanan tak ada satupun percakapan
yang keluar dari bibir mereka berdua. Mereka hanya menikmati perjalanan itu.
Tak lama mereka pun sudah sampai di gerbang sekolah.
"thanks
ya Ren"
"oke
sama-sama Wid, oiya ntar pulangnya bareng gue lagi yaa, gue ngga tega kalau
ngeliat cewe jalan kaki, apalagi sendirian, gimana? mau yaa?" ajak Renno dengan senyumnya yang
khas.
"tapi
gue ngga enak Ren, takut ngerepotin" tolaknya halus
"ya
ampun Wid kaya sama siapa aja, ya udah ga usah banyak alesan, nanti pas pulang
sekolah gue tunggu di depan yaa"
"oke
deh" Widya pun
menerima tawaran Renno.
Renno lalu meninggalkan Widya dan segera melaju ke tempat parkiran untuk
menaruh motornya. Mereka berdua segera masuk kekelas masing-masing,
kelas Widya berada di lantai 2. Ia pun harus menaiki anak tangga terlebih
dahulu untuk menuju kelasnya.
Tak
lama berjalan, akhirnya ia sampai dikelasnya dan segera menghempasnya tubuhnya
dikursi. Ia merasa tak semangat hari ini, mungkin karena hatinya tengah terluka
dalam. Entahlah tapi untuk saat ini sedang ia tidak enak untuk melakukan
aktifitasnya.
"heyy
Wiiid" suara sahabatnya Chacha Mengagetkannya.
"aduh
chacha kenapa ngagetin sih" keluhnya
"elo
kenapa Wid, kok sedih gitu sih mukanya?"
"hmm
gak apa-apa kok Cha, gue cuma lagi patah hati aja" lirihnya dengan wajahnya yang penuh
dengan kesedihan
"patah
hati, kok bisa Wid?"
tanyanya penasaran dengan raut wajah khawatir
"panjang
Cha ceritanya, nanti pulang sekolah gue ceritain deh ke elo, ya"
"yaudah
nanti gue kerumah elo jam 4 sore ini, soalnya pulang sekolah Nyokap mau pergi
dan gue ngga boleh kemana-mana, ga apa-apa kan Wid?"
"iya
ga apa-apa kok Cha"
Tak lama mereka berdua ngobrol, Ibu. Maya datang. Pelajaran pun dimulai.
begitu
banyak materi yang di ajarkan Ibu Maya tapi satupun tak ada yang nyangkut di
otak Widya, ia hanya melamun sejak jam pertama dimulai.
"Teettt..teett..teett"
Suara
bel pun berbunyi menandakan waktu pelajaran Ibu maya sudah selesai, dan sudah
waktunya istirahat. Widya dan Chacha melaju kekantin untuk membeli makanan dan
minuman. Merekapun berdua memesan bakso dan Es teh manis. Lalu mereka mencari
tempat duduk yang kosong, dan akhirnya mereka melihat tempat duduk kosong yang
berada di belakang sana, lalu menghampiri tempat itu.
"akhirnya
dapet tempat duduk juga ya Wid" Chacha
menjatuhkan tubuhnya dikursi
"iya,
ini kantin udah kaya pasar aja ya rame banget" jawab Widya dengan candaan
"emang
iya Wid haha" mereka
tertawa lepas.
Setelah bersusah payah untuk mencari tempat duduk, akhirnya merekapun segera
menikmati hidangan bakso dan minumannnya.
Setelah
beberapa menit mereka makan dan minum, bel pun berbunyi menandakan jam
pelajaran akan segera di mulai. Mereka pun kembali kekelas dan mulai belajar
dan mendengarkan materi dari guru.
Selang beberapa jam mereka pulang sekolah. Widya, Chacha dan anak-anak yang
lainnya segera meninggalkan ruangan kelas itu dengan hati senang. Mereka
seperti burung-burung yang dilepaskan dari sangkarnya.
"sampai bertemu nanti sore ya Wid, bye" teriak Chacha dan
mulai berlalu pergi
"iya" Widya melambaikan tangan kepada
Chacha
"oiya, Renno. hampir aja lupa duh gimana nih."
Widya
segera berlari menuju gerbang sekolah untuk melihat apakah Renno masih
menunggunya disana. Akhirnya ia sampai di depan gerbang dan melihat Renno masih
menunggu kehadirannya. lalu ia menghampiri Renno.
"maaf Ren tadi gue hampir lupa" dengan suara terengah-engah
karena ia habis berlari.
"elo
kenapa Wid, kok keringetan gitu?" tanyanya heran
"gue
tadi lari-larian karena gue takut elo nungguin gue kelamaan." jelasnya
"ya
ampun Wid, maaf yaa gue jadi ga enak" jawab Renno dengan wajah memelas
"ya
udah ga apa-apa, yuk pulang" ajak
Widya
Widya dan Renno pun akhirnya pulang. Diperjalanan mereka meneruskan percakapan
yang belum sempat selesai tadi.
"sorry ya Wid, gue jadi bikin elo kecapean gini" Reno memulai
percakapan dengan nada bersalah
"ngga
lah ren, gue cuma ngga enak aja, kan gue udah janji"
"makasih
ya udah mau pulang bareng gue lagi hehehe"
"iya
sama-sama Renno"
Tak lama mereka asyik mengobrol, akhirnya mereka berdua sudah sampai di halaman
depan rumah Widya.
"makasih ya Wid udah mau bareng lagi" ucap Renno
"oh,
iya sama-sama, gue juga makasih banget ya" jawabnya
"ya
udah sana masuk, gue pulang yaa"
"oke,
ati-ati dijalan Ren"
"sipp"
Renno pun menyalakan motornya dan mulai melaju perlahan.
Widya
hanya memandang punggung Renno yang semakin lama semakin tak terlihat lagi.
"Bruukkk.."
Widya
meletakan tas dan beberapa buku yang di pegangnya di atas meja dan mulai
merebahkan tubuhnya di ranjang.
"capek
banget hari ini" keluhnya
Tiba-tiba
handphone Widya bergetar dan ternyata ada pesan singkat dari mantannya itu.
...............................................................................................
From : Aldiano
To
: Widya
lagi apa?
kamu
udah lupa ya sama aku Wid?
hmm
yaudah kamu jangan lupa makan ya :)
..............................................................................................
Widya
hanya membaca pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya. Widya merasa lelah,
akhirnya ia pun terlelap tidur. Beberapa jam berlalu Ia mulai terbangun dan
langsung melihat handphonenya dan banyak sekali pesan masuk dan panggilan tak
terjawab dari Aldiano mantannya.
"ini
orang kenapa sih ganggu-ganggu terus, kalau emang dia masih sayang kenapa dia
jahat sama gue, gue benci banget sama dia" Keluhnya dalam hati
dan Ia lalu membuka pesan, dan setelah dibuka ternyata ada pesan dari Chacha
.................................................................................................
From : Chacha
To
: Widya
Wid, maaf ya kayanya gue ga bisa dateng deh hari ini, soalnya gue mau
pergi..
elo
jangan marah ya Wid, please :(
besok
malem gue kerumah elo deh, gue janji oke Wid :*
maaf
ya sekali lagi Wid :) jangan sedih lagi yaa :*
.................................................................................................
...............................................................................................
From : Widya
To
: Chacha
Iya Cha gpp kok, maaf ya baru bales smsnya soalnya tadi gue ketiduran,, oke gue
tunggu besok malem ya Cha :) see you :*
..................................................................................................
Keesoakan
harinya ia pun beraktifitas seperti biasanya, mencoba untuk selalu menyibukkan
diri sendiri dengan segala aktifitasnya baik diluar rumah maupun ketika sedang
didalam rumah, Ia tak ingin bersedih dan selalu teringat dengan mantannya itu.
Ia
mencoba bangkit dari keterpurukan itu karena Ia beruntung bahwa Ia memiliki Orangtua,
keluarga dan sahabatnya yang akan selalu mendukung dan mendoakannya.
Bersambung...
Tunggu Cerpen selanjutnya yaa :)
thankyou yang udah baca:*