Blogger Widgets

Senin, 11 Mei 2015

Enam Bulan Setelah Kejadian Itu



Malam ini tiba-tiba saja aku teringat tentang mu, teringat tentang kita yang dulu pernah bahagia. 
Seharus nya saat ini aku sudah bisa melupakan kamu. 
Iya, kamu yang sudah meninggalkan aku disaat aku sedang terlalu sayang-sayangnya padamu. 
Aku ingat sekali, saat kamu bilang kalau kamu ingin mengakhiri hubungan kita, mengakhiri kebahagiaan yang selama ini kita bangun bersama, dengan alasan yang menurutku tak bisa di mengerti dengan akal sehatku. 

Kamu memutuskanku dan hilang begitu saja, lenyap entah kemana, bagaikan ditelan bumi. 
Sampai saat ini, di enam bulan terakhir ini aku masih belum bisa melupakanmu, melupakan semua tentangmu. Senyummu, candamu, tawamu, serta semua yang ada pada dirimu masih begitu nyata dalam ingatanku.

Sayang, mengapa kamu tega melakukan hal seperti ini padaku. 
Padahal baru saja aku merasakan kebahagiaan yang dulu pernah pupus. 
Padahal aku sudah memberikan hatiku padamu, mempercayaimu bahwa kau akan menjaga hati ini. 
Tapi ternyata semua ini hanya drama yang kau buat. 

Tanpa sadar aku telah di bohongi dengan semua janji manismu, 
kau memperdayai kelemahanku, kau tahu bahwa aku sangat takut kehilanganmu, 
jadi di saat aku sedang cinta-cinta nya kau dengan mudah membuangku begitu saja. 

Ahh bodohnya aku mempercayai kepolosan wajahmu itu, 
dengan mudah nya aku terperangkap dalam sandiwara ini. 
Kau begitu lihay dalam ber-akting, sehingga tanpa aku sadari bahwa selama ini semua perlakuan manismu hanya drama yang terlihat nyata dalam hidupku. 

Tapi satu hal yang harus kamu tahu, bahwa suatu saat nanti kau lah yang akan merasakan hal yang sama persis dengan yang kau lakukan padaku dengan nama ''karma". 
Biar waktu yang menjawab semua kesakitan ini, aku yakin bahwa cepat atau lambat kebahagiaan yang seutuhnya akan menghampiriku dan tak akan pergi lagi untuk meninggalkan luka seperti hal nya yang kamu lakukan padaku, membawa kebahagiaan yang manis diawal tapi pahit di akhir. 

Terima kasih atas semua perjuangan yang aku kira tulus tapi ternyata hanya sebuah skenario tambahan yang membuat sandiwara ini terlihat nyata. Terima kasih juga atas luka yang kau gores dengan pisau tajammu yang membuat luka ini sulit untuk mengering.

Dari mantan kekasihmu
yang belum bisa melupakanmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar